Entri Populer

Senin, 31 Oktober 2016

Orasi Ilmiah Menteri Agama di Wisuda STAIN Kudus Periode Oktober 2016

Orasi Ilmiah Menteri Agama di Wisuda STAIN Kudus Periode Oktober 2016: Silakan klik untuk melihat detail informasi ...

CONDITIONING OPERANT LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA MATERI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DI TINGKAT MA KELAS XI



CONDITIONING OPERANT LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA MATERI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DI TINGKAT MA KELAS XI

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits MTs dan MA
Kelas PAI D Semester V
Dosen Pengampu: Muhammad Miftah, M. Pd.I




 








Di susun oleh:
Kelompok 7
1.      Shofiyyunnisa                (1410110133)
2.      Sayid Abdullah                          (1410110135)
3.      Nailus Sa’adah               (1410110144)
           
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
TAHUN AJARAN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan begitu banyak orang atau para ahli yang mengkaji tentang belajar berikut dengan masalah-masalahnya. Hampir semua pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku manusia dapat dibentuk, diubah, dan berkembang melalui belajar. Belajar dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Dirumah, sekolah, pasar, toko, dan tempat lainnya pada pagi, siang, maupun maalam. Oleh karena itu, belajar merupakan masalah bagi setiap manusia yang membutuhkan cara belaajar yang tepat untuk bisa menghasilkan perubahan sikap yang baik pula.
Dalam pembelajaran pendidikan agama islam,penguasaan guru akan materi dan pemahaman dalam memilih metode yang tepat untuk materi tersebut akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Qur’an Hadis adalah melalui dengan pendekatan operant conditioning operant. Salah satu unsur terpenting dalam tingkah laku operan adalah tingkah laku yang menjadi ciri organisme yang aktif di lingkungan sekitar untuk menghasilkan dan memperoleh penguat dan diganjar dengan penguatan. Landasan dari pengguanaan teknik ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh skinner (1971), Jika suatu tingkah laku diganjar,maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut dimasa mendatang akan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pengajaran dengan menggunakan pembelajaran conditional operant lingkungan pembelajaran pada pelajaran qur’an hadits yang mudah dipahami dan diterapkan oleh para guru PAI di dalam kelas secara sederhana.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
2.      Bagaimana perilaku yang mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar?
3.      Bagaimanakah hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
4.      Bagaimana penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalahnya, adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
2.      Untuk mengetahui perilaku-perilaku orang yang mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar.
3.      Untuk mengetahui bagaimanakah Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
4.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.


PETA KONSEP

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Text Box: Penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran






































Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar
 
Contoh Perilaku Amar Ma’ruf
 
Contoh Perilaku Nahi Munkar
 
Ayat Al-Qur’an & Haditsnya

 
Ayat Al-Qur’an & Haditsnya
 
Nahi Munkar
 
Amar Ma’ruf
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Amar ma’ruf nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama terutusnya para nabi yaitu untuk menyelenggarakan keduanya.
1.      Amar Ma’ruf
Amar Ma’ruf merupakan perbuatan mengajak untuk saling menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan, baik perintah wajib maupun sunnah yang akan memawa mereka kepada kebaahaagiaan dunia akhirat.
2.      Nahi Munkar
Nahi Munkar maerupakan mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,baik perbuatan yang diharamkan maupun makhruh, yang dapat menjerumuskan manusia ke jurang neraka.
Kemudian pada ayat 110 pada surat Ali Imran, Allah menjelaskan bahwa umat yang paling baik didunia ini adalah umat yang mempunyai dua sifat utama, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Kedua sifat ini dapat mempersatukan umat dan mendorong semangat juang kaum muslimin dimasa Nabi masih hidup, sehingga mereka menjadi umat yang kuat dan jaya. Firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 110:
öNçGZä. uŽöyz >p¨Bé& ôMy_̍÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ šcöqyg÷Ys?ur Ç`tã ̍x6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur šÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #ZŽöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB šcqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçŽsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ  
Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

B.     Perilaku yang Mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar
Dengan melihat kepada poin pertama yaitu makna amar ma’ruf nahi munkar kita bisa menentukan ruang lingkupnya. Tentu ruang lingkup yang ma’ruf dan munkar sangat luas sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq maupun mu’amalat (sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan lainnya).
Tauhidullah, mendirikan shalat, mambayar zakat, amanah, toleransi beragama, membantu kaum dhu’afa dan mustadh’afin, disiplin, transparan dan lain sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf. Sebaliknya, kebalikan dari sikap-sikap itu adalah hal-hal yang munkar.

C.    Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Pada dasarnya hukum amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah, dalam artian, harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di tengah-tengah masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku haram yang dilakukan, artinya apabila sebagian diantara mereka ada yang bertugas melakukan dakwah maka berarti umat Islam secara keseluruhan telah memenuhi perintah Allah dan mereka akan memperoleh keberuntungan. Apabila tidak ada yang melakukan dakwah maka bersalah semua umat Islam.
Rasulullah berpesan kepada umat Islam agar mereka senantiasa waspada dan terus mengingatkan gerakan dakwah dan semangat juang sehingga ajaran Islam bener-benar ditaati oleh manusia. Apabila melihat kemungkaran, kapan dan dimana saja kita disuruh mencegah dan mengubahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Bagi yang mempunyai kekuasaan atau kekuatan ubahlah kemungkaran itu dengan kekuatan dan kekuasaan. Bagi yang tidak mempunyai kekuasaan dan kekuatan diperintahkan untuk menggunakan lisannya untuk memberi nasihat dan bimbingan namun apabila kita tidakk kuasa menjalankan kedua hal tersebut masih ada jalan lain yang dapat ditempuh yaitu dengan hati. Caranya adalah dengan mendoakan orang-orang yang berbuat dzolim, munkar, dan sesat dan sesat itu supaya diberi kesadaran untuk dapat menginsyafi perbuatannya dan pada akhirnya dapat meninggalkan kemungkaran tersebut. Hanya saja cara yang terakhir itu merupakan cerminan orang-orang mukmin yang lemah imannya. Sabda Nabi SAW:
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (Riwayat Muslim)
D.    Penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar

1.      Pengertian dari Conditioning Operant, yaitu sebagai berikut:[1]
a.       Suatu tipe belajar, dimana kita mempelajari konsekuensi-konsekuensi (akibat-akibat) dari tingkah laku kita didalam lingkungannya, perilaku-perilaku mana yang mendorong kita untuk menghindari akibat-akibat penguatan negatif “tidak menyenangkan”.
b.      Suatu tipe pengondisian instrumental yang mencakup modifikasi atau perubahan dari satu operant, yang diperkuat dengan cara-cara tertentu, dengan menghasilkan perubahan-perubahan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa operant conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Landasan dari penggunaan teknik ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh Skinner (1971), jika suatu tingkah laku diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi.
2.      Konsep utama operant conditioning
a.       Penguatan (Reinforcement)
Penguatan adalah proses belajar untuk meningkatkan kemungkinan dari sebuah perilaku dengan memberikan atau menghilangkan rangsangan. Prinsip penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
1)      Penguatan Positif (Positive Reinforcement), adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat  karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. Sebagai contoh, seorang anak yang pada dasarnya memiliki sifat pemalu diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu sendiri. Setelah anak tersebut membacakan cerita, guru memberikan pujian kepada anak tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang. Rangsangan yang diberikan untuk penguatan positif dapat berupa hal-hal dasar seperti, makanan, minuman, dan kenyamanan pisikal. Selain itu, beberapa hal-hal lain seperti uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan, perhatian, dan kesuksesan karir juga dapat digunakan sebagai rangsangan penguatan positif
2)      Penguatan Negatif (Negative Reinforcement), adalah peningkatan frekuensi suatu perilaku positif karena hilangnya rangsangan yang  merugikan (tidak menyenangkan). Sebagai contoh,  seorang ibu yang memarahi anaknya setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur, tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekuensi sikap kemarahan dari ibunya. Perbedaan mutlak penguatan negatif dengan penguatan positif terletak pada penghilangan dan penambahan stimulus yang sama-sama bertujuan untuk meningkatkan suatu perilaku yang baik.
* Penguatan Positif             +   Stimulus     => Perilaku baik
* Penguatan Negatif              Stimulus     => Perilaku baik
b.      Hukuman (Punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah konsekuensi untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkian sebuah perilaku akan muncul. Penguatan negatif (negative reinforcement) tidaklah sama dengan hukuman, keduanya sangat berbeda. Sebagai contoh, ketika kita meminum obat saat kita sakit kepala dan  hasilnya sakit kepala kita hilang , maka kita  akan meminum obat yang sama saat kita mengalami sakit kepala. Penghilangan  rasa sakit kepala pada kasus ini merupakan penguatan negatif, sedangkan apabila setelah meminum obat ternyata kita mendapat alergi, maka tentunya kita tidak akan meminum obat yang sama lagi sebab mendapat alergi dalam kasus ini merupakan sebuah hukuman sehingga perilaku berikutnya tidak akan mengulangi hal yang sama. Dalam hukuman juga terdapat pembagian antara positif dan negatif.
1)      Hukuman positif (positive punishment) dimana sebuah perilaku berkurang ketika diikuti dengan rangsangan yang tidak menyenangkan, misalnya ketika seseorang anak mendapat nilai buruk di sekolah maka orangtuanya akan memarahinya hasilnya anak tersebut akan belajar lebih giat untuk menghindari omelan orangtuanya (akan kecil kemungkinannya anak tersebut akan mendapatkan nilai jelek).
2)      Hukuman negatif (negative punishment), sebuah perilaku akan berkurang ketika sebuah rangsangan positif atau menyenangkan diambil. Sebagai contoh, seorang anak mendapat nilai jelek akibat terlalu sering bermain-main dengan temannya dan malas belajar, kemudian  anak tersebut dihukum oleh orangtuanya untuk tidak boleh bermain dengan teman-temannya selama sebulan, akhirnya anak tersebut tidak akan terlalu sering bermain-main dengan temannya atau lebih mengutamakan pelajarannya.[2]
3.      Penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran
Bagi seorang guru, ketika ingin mengadopsi teori conditioning operant dalam proses pembelajarannya, ada beberapa langkah praktis yang dapat dijadikan acuan, yaitu:[3]
a.       Mempelajari keadaan kelas, Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah atau dikurangi.
b.      Membuat daftar penguat positif, Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang terkena hukuman dan kegiatan diluar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
c.       Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.
d.      Membuat program pengajaran, yang berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
Dari penjabaran yang cukup panjang tentang teori pembelajaran diatas, ada beberapa kesimpulan yang dapat kita tarik. Pertama, perkembangan teori belajar dan pembelajaran banyak mengadaptasi kaidah-kaidah dari falsafah teori psikologi pendidikan. Meski relatif sama namun teori yang dikembangkan ilmuan tersebut dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Kedua, pendekatan teori psikologi dalam mengembangkan teori belajar dan pembelajaran mencerminkan adanya pengoperasian siswa, posisi guru dan siswa dalam pengolahan pesan, pemerolehan kemampuan dalam pendekatan pembelajaran.
4.      Langkah-Langkah Pembelajaran
Dalam sebuah pembelajaran, diperlukan adanya suatu model dan teknik yang nantinya proses pembelajaran dapat berjalan degan baik dan teratur. Disini kami akan memaparkan langkah-langkah penerapan conditioning operant lingkungan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a.       Guru mengarahkan sikap siswa agar siap untuk memulai pembelajaran dan mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b.      Guru melakukan pengindentifikasi keadaan siswa berkaitan dengan kompetensi yang akan di capai.
c.       Menjelaskan hal apa saja yang harus di capai serta manfaat dan pentingnya materi pelajaran yang akan di pelajari.
d.      Guru menerangkan dan memaparkan materi pembelajaran tentang Amar ma’ruf nahi munkar meliputi pengertian Amar ma’ruf nahi munkar, menjelaskan kandungan Q.S. Ali Imran ayat 110 dan hadits tentang Amar ma’ruf nahi munkar, serta menunjukkan perilaku orang yang Amar ma’ruf nahi munkar dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Mempelajari keadaan kelas, Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif pada saat pembelajaran di kelas.
d.      Setelah guru menemukan seorang siswa yang dianggap paling aktif dalam pembelajaran atau yang paling menonjol. Lalu guru menunjuk siswa yang terpilih untuk maju ke depan kelas.
e.       Di depan kelas siswa disuruh untuk menjelaskan sebuah gambar yang disiapkan guru yang ada di depan kelas. Setelah siswa tersebut menjelaskan gambar dengan benar dan lancar, guru memberikan pujian kepada anak tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. (disinilah conditioning operan berupa penguatan positif atau reward diberikan sebagai penguatan agar prestasi siswa tadi terus meningkat.
f.       Setelah itu, guru dapat menunjuk siswa lain yang dianggap pasif dalam pembelajaran atau cenderung pemalu. Lalu guru menyuruh siswa yang terpilih untuk maju ke depan kelas.
g.      Di depan kelas siswa disuruh untuk menjelaskan sebuah gambar yang disiapkan guru yang ada di depan kelas. Setelah siswa tersebut menjelaskan gambar dengan arahan guru. Apabila siswa menjawab dengan benar maka diberikan reward (pujian), sedangkan bila siswa menjawab salah maka tidak seharusnya mendapatkan hukuman, karena itu akan membuat siswa takut untuk merespons pertanyaan guru di waktu yang lain. Akan tetapi, ketika hal tersebut berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang. (disinilah conditioning operan berupa penguatan positif (Positive Reinforcement) terhadap siswa yang pemalu tadi.
h.      Setelah beberapa siswa telah menjelaskan gambar dengan benar, guru memberikan perintah mengerjakan uji kompetensi yang ada pada LKS Qur’an Hadits tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
i.        guru melakukan evalusi tentang materi pembelajaran yang sudah berlangsung.
e.       Setelah selesai, guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
f.       Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Amar ma’ruf nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama terutusnya para nabi yaitu untuk menyelenggarakan keduanya. Amar Ma’ruf merupakan perbuatan mengajak untuk saling menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan, baik perintah wajib maupun sunnah yang akan memawa mereka kepada kebaahaagiaan dunia akhirat. Nahi Munkar maerupakan mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,baik perbuatan yang diharamkan maupun makhruh, yang dapat menjerumuskan manusia ke jurang neraka.
Tauhidullah, mendirikan shalat, mambayar zakat, amanah, toleransi beragama, membantu kaum dhu’afa dan mustadh’afin, disiplin, transparan dan lain sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf. Sebaliknya, kebalikan dari sikap-sikap itu adalah hal-hal yang munkar. Pada dasarnya hukum amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah, dalam artian, harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di tengah-tengah masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku haram yang dilakukan.
Pengertian operant conditioning adalah pengkondisian dimana manusia menghasilkan suatu respon, atau operan (sebuah ujaran atau aktifitas-aktifitas yang beroperasi atas dasar lingkungan), operan tersebut dipelajari melalui penguatan. Konsep utama dalam condiyioning operant adalah Penguatan (Reinforcement) dan Hukuman (Punishment). Penguatan terbagi menjadi dua yaitu Penguatan Positif (Positive Reinforcement) dan Penguatan Negatif (Negative Reinforcement). Sedangkan hukuman juga terbagi menjadi dua yaitu Hukuman positif (positive punishment) dan Hukuman negatif (negative punishment). Akan tetapi, hukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukumman hanya menekan perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat perilaku akan ke level semula.

B.     Saran
Dari beberapa Uraian diatas jelas masih banyak kesalahan-kesalahan serta kekeliruan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Efferi, Adri. 2009. Materi Dan Pembelajaran Qur’an Hadits MTs-MA. Kudus: Buku Daros.
Riyanto, Yatim. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


[1] Yatim Prianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 36.
[2]  Mohammad Asrori. Psikologi Pembelajaran. (Bandung: Wacana Prima. 2007), hal. 9.
[3] Adri Efferi, Materi Dan Pembelajaran Qur’an Hadits MTs-MA, (Kudus: Buku Daros, 2009), hlm. 152.