Entri Populer
-
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran PAI Kel...
-
MAFHUM MUWAFAQAH DAN MAFHUM MUKHALAFAH MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ushul Fiqih II Kelas PAI-D Semester...
-
PERSPEKTIF- PERSPEKTIF DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Sosiologi Pendidikan Kel...
-
PERBANDINGAN POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP ANAK Keluarga merupakan agen sosiologi yang paling awal ...
-
CONDITIONING OPERANT LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA MATERI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DI TINGKAT MA KELAS X...
-
KARAKTERISTIK PENGAJARAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM DALAM ABAD PERTENGAHAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu ...
-
PENGERTIAN DAN OBJEK KAJIAN FIQIH MUAMALAH MAKALAH Disusun Guna Memenuhi T ugas Mata Kuliah: Fiqih II (Muamalah) Kelas PAI-...
-
MODEL PEMBELAJARAN BERSAMA PASTI BISA ( BPB ) DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAKALAH Disusun...
-
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan Kelas PAI-D Semester V ...
-
TEORI CARL ROGERS MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Kepribadian Kelas PAI-D Semester IV Dosen Pe...
Senin, 31 Oktober 2016
Orasi Ilmiah Menteri Agama di Wisuda STAIN Kudus Periode Oktober 2016
Orasi Ilmiah Menteri Agama di Wisuda STAIN Kudus Periode Oktober 2016: Silakan klik untuk melihat detail informasi ...
CONDITIONING OPERANT LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA MATERI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DI TINGKAT MA KELAS XI
CONDITIONING OPERANT LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN
AL-QUR’AN HADITS PADA MATERI AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DI TINGKAT MA KELAS XI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Materi dan
Pembelajaran Qur’an Hadits MTs dan MA
Kelas PAI D Semester V
Dosen
Pengampu: Muhammad Miftah, M. Pd.I
Di susun oleh:
Kelompok 7
1.
Shofiyyunnisa (1410110133)
2.
Sayid
Abdullah (1410110135)
3.
Nailus
Sa’adah (1410110144)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
TAHUN AJARAN
2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat
penting, sehingga tidaklah mengherankan begitu banyak orang atau para ahli yang
mengkaji tentang belajar berikut dengan masalah-masalahnya. Hampir semua
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku manusia dapat dibentuk, diubah,
dan berkembang melalui belajar. Belajar dapat berlangsung dimana dan kapan
saja. Dirumah, sekolah, pasar, toko, dan tempat lainnya pada pagi, siang,
maupun maalam. Oleh karena itu, belajar merupakan masalah bagi setiap manusia
yang membutuhkan cara belaajar yang tepat untuk bisa menghasilkan perubahan
sikap yang baik pula.
Dalam pembelajaran pendidikan agama
islam,penguasaan guru akan materi dan pemahaman dalam memilih metode yang tepat
untuk materi tersebut akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
Qur’an Hadis adalah melalui dengan pendekatan operant conditioning operant. Salah
satu unsur terpenting dalam tingkah laku operan adalah tingkah laku yang
menjadi ciri organisme yang aktif di lingkungan sekitar untuk menghasilkan dan
memperoleh penguat dan diganjar dengan penguatan. Landasan dari pengguanaan
teknik ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh skinner (1971), Jika suatu
tingkah laku diganjar,maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut
dimasa mendatang akan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu model
pengajaran dengan menggunakan pembelajaran conditional operant lingkungan
pembelajaran pada pelajaran qur’an hadits yang mudah dipahami dan diterapkan
oleh para guru PAI di dalam kelas secara sederhana.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya, adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
2.
Bagaimana
perilaku yang mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar?
3.
Bagaimanakah
hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
4.
Bagaimana
penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an
Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalahnya, adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
2.
Untuk
mengetahui perilaku-perilaku orang yang mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar.
3.
Untuk
mengetahui bagaimanakah Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
4.
Untuk
mengetahui bagaimana penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran
pada pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
PETA KONSEP

AMAR MA’RUF
NAHI MUNKAR
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf
nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama terutusnya para nabi
yaitu untuk menyelenggarakan keduanya.
1.
Amar
Ma’ruf
Amar Ma’ruf
merupakan perbuatan mengajak untuk saling menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan,
baik perintah wajib maupun sunnah yang akan memawa mereka kepada kebaahaagiaan
dunia akhirat.
2.
Nahi
Munkar
Nahi Munkar
maerupakan mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,baik perbuatan yang
diharamkan maupun makhruh, yang dapat menjerumuskan manusia ke jurang neraka.
Kemudian pada ayat 110 pada surat Ali Imran, Allah menjelaskan
bahwa umat yang paling baik didunia ini adalah umat yang mempunyai dua sifat
utama, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan senantiasa
beriman kepada Allah SWT. Kedua sifat ini dapat mempersatukan umat dan
mendorong semangat juang kaum muslimin dimasa Nabi masih hidup, sehingga mereka
menjadi umat yang kuat dan jaya. Firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 110:
öNçGZä. uöyz >p¨Bé& ôMy_Ì÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ cöqyg÷Ys?ur Ç`tã Ìx6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur ÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #Zöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB cqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ
Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.”
B.
Perilaku yang Mencerminkan Amar ma’ruf Nahi Munkar
Dengan melihat kepada poin pertama yaitu makna amar ma’ruf nahi
munkar kita bisa menentukan ruang lingkupnya. Tentu ruang lingkup yang ma’ruf
dan munkar sangat luas sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq maupun
mu’amalat (sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya,
dan lainnya).
Tauhidullah, mendirikan shalat, mambayar zakat, amanah, toleransi
beragama, membantu kaum dhu’afa dan mustadh’afin, disiplin, transparan dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf. Sebaliknya,
kebalikan dari sikap-sikap itu adalah hal-hal yang munkar.
C.
Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Pada dasarnya hukum amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah,
dalam artian, harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di
tengah-tengah masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku
haram yang dilakukan, artinya apabila sebagian diantara mereka ada yang
bertugas melakukan dakwah maka berarti umat Islam secara keseluruhan telah
memenuhi perintah Allah dan mereka akan memperoleh keberuntungan. Apabila tidak
ada yang melakukan dakwah maka bersalah semua umat Islam.
Rasulullah berpesan kepada umat
Islam agar mereka senantiasa waspada dan terus mengingatkan gerakan dakwah dan
semangat juang sehingga ajaran Islam bener-benar ditaati oleh manusia. Apabila
melihat kemungkaran, kapan dan dimana saja kita disuruh mencegah dan
mengubahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Bagi yang
mempunyai kekuasaan atau kekuatan ubahlah kemungkaran itu dengan kekuatan dan
kekuasaan. Bagi yang tidak mempunyai kekuasaan dan kekuatan diperintahkan untuk
menggunakan lisannya untuk memberi nasihat dan bimbingan namun apabila kita
tidakk kuasa menjalankan kedua hal tersebut masih ada jalan lain yang dapat
ditempuh yaitu dengan hati. Caranya adalah dengan mendoakan orang-orang yang
berbuat dzolim, munkar, dan sesat dan sesat itu supaya diberi kesadaran untuk
dapat menginsyafi perbuatannya dan pada akhirnya dapat meninggalkan kemungkaran
tersebut. Hanya saja cara yang terakhir itu merupakan cerminan orang-orang
mukmin yang lemah imannya. Sabda Nabi SAW:
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya
mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang
melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (Riwayat Muslim)
D.
Penerapan Conditioning Operant Lingkungan Pembelajaran pada
pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI dalam materi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Pengertian dari Conditioning Operant,
yaitu sebagai berikut:[1]
a. Suatu tipe belajar, dimana kita
mempelajari konsekuensi-konsekuensi (akibat-akibat) dari tingkah laku kita
didalam lingkungannya, perilaku-perilaku mana yang mendorong kita untuk
menghindari akibat-akibat penguatan negatif “tidak menyenangkan”.
b. Suatu tipe pengondisian instrumental yang
mencakup modifikasi atau perubahan dari satu operant, yang diperkuat dengan
cara-cara tertentu, dengan menghasilkan perubahan-perubahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa operant conditioning adalah suatu
proses perilaku operant (penguatan
positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang
kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Landasan dari penggunaan teknik ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh
Skinner (1971), jika suatu tingkah laku diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali
tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi.
2. Konsep utama operant conditioning
a.
Penguatan (Reinforcement)
Penguatan adalah proses belajar untuk meningkatkan kemungkinan dari sebuah
perilaku dengan memberikan atau menghilangkan rangsangan. Prinsip penguatan
dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
1)
Penguatan Positif (Positive
Reinforcement), adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat
kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. Sebagai contoh, seorang anak
yang pada dasarnya memiliki sifat pemalu diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk
menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu sendiri. Setelah anak
tersebut membacakan cerita, guru memberikan pujian kepada anak tersebut dan
teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut berlangsung
berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk
maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang. Rangsangan
yang diberikan untuk penguatan positif dapat berupa hal-hal dasar seperti,
makanan, minuman, dan kenyamanan pisikal. Selain itu, beberapa hal-hal lain
seperti uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan, perhatian, dan
kesuksesan karir juga dapat digunakan sebagai rangsangan penguatan positif
2) Penguatan Negatif (Negative Reinforcement), adalah peningkatan frekuensi suatu perilaku positif karena
hilangnya rangsangan yang merugikan (tidak menyenangkan). Sebagai contoh,
seorang ibu yang memarahi anaknya setiap pagi karena tidak membersihkan tempat
tidur, tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di
suruh dan si ibu tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin
membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekuensi sikap
kemarahan dari ibunya. Perbedaan mutlak penguatan negatif dengan penguatan
positif terletak pada penghilangan dan penambahan stimulus yang sama-sama
bertujuan untuk meningkatkan suatu perilaku yang baik.
* Penguatan Positif + Stimulus =>
Perilaku baik
* Penguatan Negatif – Stimulus =>
Perilaku baik
b.
Hukuman (Punishment)
Hukuman (punishment) adalah
sebuah konsekuensi untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkian sebuah
perilaku akan muncul. Penguatan negatif (negative
reinforcement) tidaklah sama dengan hukuman, keduanya sangat berbeda. Sebagai
contoh, ketika kita meminum obat saat kita sakit kepala dan hasilnya
sakit kepala kita hilang , maka kita akan meminum obat yang sama saat
kita mengalami sakit kepala. Penghilangan rasa sakit kepala pada kasus
ini merupakan penguatan negatif, sedangkan apabila setelah meminum obat
ternyata kita mendapat alergi, maka tentunya kita tidak akan meminum obat yang
sama lagi sebab mendapat alergi dalam kasus ini merupakan sebuah hukuman
sehingga perilaku berikutnya tidak akan mengulangi hal yang sama. Dalam hukuman
juga terdapat pembagian antara positif dan negatif.
1) Hukuman positif (positive punishment) dimana sebuah perilaku berkurang ketika
diikuti dengan rangsangan yang tidak menyenangkan, misalnya ketika seseorang
anak mendapat nilai buruk di sekolah maka orangtuanya akan memarahinya hasilnya
anak tersebut akan belajar lebih giat untuk menghindari omelan orangtuanya
(akan kecil kemungkinannya anak tersebut akan mendapatkan nilai jelek).
2) Hukuman negatif (negative punishment), sebuah perilaku akan berkurang ketika sebuah
rangsangan positif atau menyenangkan diambil. Sebagai contoh, seorang anak
mendapat nilai jelek akibat terlalu sering bermain-main dengan temannya dan
malas belajar, kemudian anak tersebut dihukum oleh orangtuanya untuk
tidak boleh bermain dengan teman-temannya selama sebulan, akhirnya anak
tersebut tidak akan terlalu sering bermain-main dengan temannya atau lebih
mengutamakan pelajarannya.[2]
3. Penerapan Conditioning Operant Lingkungan
Pembelajaran
Bagi seorang guru, ketika ingin mengadopsi teori conditioning operant
dalam proses pembelajarannya, ada beberapa langkah praktis yang dapat dijadikan
acuan, yaitu:[3]
a. Mempelajari keadaan kelas, Guru mencari
dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilku positif akan
diperkuat dan perilaku negatif diperlemah atau dikurangi.
b. Membuat daftar penguat positif, Guru
mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang terkena hukuman
dan kegiatan diluar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
c. Memilih dan menentukan urutan tingkah
laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.
d. Membuat program pengajaran, yang berisi
urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan
evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan
penguat yang berhasil dan tidak. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan
penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
Dari penjabaran yang cukup panjang tentang teori pembelajaran diatas, ada
beberapa kesimpulan yang dapat kita tarik. Pertama, perkembangan teori belajar
dan pembelajaran banyak mengadaptasi kaidah-kaidah dari falsafah teori psikologi
pendidikan. Meski relatif sama namun teori yang dikembangkan ilmuan tersebut
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dalam
pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Kedua, pendekatan teori psikologi dalam mengembangkan teori belajar dan
pembelajaran mencerminkan adanya pengoperasian siswa, posisi guru dan siswa
dalam pengolahan pesan, pemerolehan kemampuan dalam pendekatan pembelajaran.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Dalam sebuah pembelajaran, diperlukan adanya suatu model dan teknik yang
nantinya proses pembelajaran dapat berjalan degan baik dan teratur. Disini kami
akan memaparkan langkah-langkah penerapan conditioning operant lingkungan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Guru mengarahkan sikap siswa agar siap untuk
memulai pembelajaran dan mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa
b. Guru melakukan pengindentifikasi keadaan
siswa berkaitan dengan kompetensi yang akan di capai.
c. Menjelaskan hal apa saja yang harus di
capai serta manfaat dan pentingnya materi pelajaran yang akan di pelajari.
d. Guru menerangkan dan memaparkan materi
pembelajaran tentang Amar ma’ruf
nahi munkar meliputi pengertian Amar ma’ruf nahi munkar, menjelaskan kandungan Q.S.
Ali Imran ayat 110 dan hadits tentang Amar ma’ruf nahi munkar, serta
menunjukkan perilaku orang yang Amar ma’ruf nahi munkar dan pelaksanaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mempelajari keadaan kelas, Guru mencari
dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif pada saat pembelajaran
di kelas.
d. Setelah guru menemukan seorang siswa yang
dianggap paling aktif dalam pembelajaran atau yang paling menonjol. Lalu guru
menunjuk siswa yang terpilih untuk maju ke depan kelas.
e. Di depan kelas siswa disuruh untuk
menjelaskan sebuah gambar yang disiapkan guru yang ada di depan kelas. Setelah
siswa tersebut menjelaskan gambar dengan benar dan lancar, guru memberikan
pujian kepada anak tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan.
(disinilah conditioning operan berupa penguatan positif atau reward diberikan sebagai
penguatan agar prestasi siswa tadi terus meningkat.
f. Setelah itu, guru dapat menunjuk siswa lain yang dianggap pasif dalam pembelajaran atau
cenderung pemalu. Lalu guru menyuruh siswa yang terpilih untuk maju ke depan
kelas.
g. Di depan kelas siswa disuruh untuk
menjelaskan sebuah gambar yang disiapkan guru yang ada di depan kelas. Setelah
siswa tersebut menjelaskan gambar dengan arahan guru. Apabila siswa menjawab dengan benar maka
diberikan reward (pujian), sedangkan bila siswa menjawab salah maka tidak
seharusnya mendapatkan hukuman, karena itu akan membuat siswa takut untuk
merespons pertanyaan guru di waktu yang lain. Akan tetapi, ketika hal tersebut berlangsung
berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk
maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang. (disinilah
conditioning operan berupa penguatan positif (Positive Reinforcement) terhadap siswa yang pemalu tadi.
h. Setelah beberapa siswa telah menjelaskan
gambar dengan benar, guru memberikan perintah mengerjakan uji kompetensi yang
ada pada LKS Qur’an Hadits tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
i.
guru melakukan evalusi tentang materi pembelajaran
yang sudah berlangsung.
e. Setelah selesai, guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
f. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Amar ma’ruf
nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama terutusnya para nabi
yaitu untuk menyelenggarakan keduanya. Amar Ma’ruf merupakan perbuatan mengajak
untuk saling menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan, baik perintah wajib
maupun sunnah yang akan memawa mereka kepada kebaahaagiaan dunia akhirat. Nahi
Munkar maerupakan mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,baik
perbuatan yang diharamkan maupun makhruh, yang dapat menjerumuskan manusia ke
jurang neraka.
Tauhidullah,
mendirikan shalat, mambayar zakat, amanah, toleransi beragama, membantu kaum
dhu’afa dan mustadh’afin, disiplin, transparan dan lain sebagainya adalah
beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf. Sebaliknya, kebalikan dari
sikap-sikap itu adalah hal-hal yang munkar. Pada dasarnya hukum amar ma’ruf
nahi munkar adalah fardhu kifayah, dalam artian, harus ada orang yang tidak
berdiam diri saja kalau di tengah-tengah masyarakat ada kewajiban yang
ditinggalkan atau ada perilaku haram yang dilakukan.
Pengertian
operant conditioning adalah
pengkondisian dimana manusia menghasilkan suatu respon, atau operan (sebuah
ujaran atau aktifitas-aktifitas yang beroperasi atas dasar
lingkungan), operan tersebut dipelajari melalui penguatan. Konsep utama dalam
condiyioning operant adalah Penguatan (Reinforcement) dan Hukuman (Punishment). Penguatan
terbagi menjadi dua yaitu Penguatan Positif (Positive Reinforcement) dan Penguatan
Negatif (Negative Reinforcement). Sedangkan
hukuman juga terbagi menjadi dua yaitu Hukuman positif (positive
punishment) dan Hukuman negatif (negative
punishment). Akan tetapi, hukuman dalam
jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukumman hanya menekan
perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat perilaku akan ke level semula.
B.
Saran
Dari beberapa Uraian diatas jelas masih banyak
kesalahan-kesalahan serta kekeliruan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karena
itu, kami harapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki segala keterbatasan
yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung:
Wacana Prima.
Efferi, Adri. 2009. Materi Dan
Pembelajaran Qur’an Hadits MTs-MA. Kudus: Buku Daros.
Riyanto, Yatim. 2014. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Langganan:
Komentar (Atom)



