PERKEMBANGAN DAN
PERTUMBUHAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Kelas PAI-D Semester V
Dosen
Pengampu: Mohammad Jalil, M. Pd
Disusun
oleh Kelompok 1:
1.
Venna Verliyana NIM: 1410110130
2.
Sayid Abdullah NIM:
1410110135
3.
Apritiyani Putri NIM: 1410110136
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN
TARBIYAH
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ada dua proses yang beroperasi secara kontinyu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah pertumbuhan
dan perkembangan
manusia
secara bergantian, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini
tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara berdiri sendiri-sendiri,
akan tetapi biasa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar
diameter. Begitu juga manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bayi
yang baru lahir tentu berbeda dengan
orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya ukuran tubuh saja yang
menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga
menjadi semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya,
pada manusia perkembangan bukan hanya
menyangkut masalah kemampuan berkembang
biak, namun juga banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan emosional.
Semua orang pasti
mengalami yang namanya perkembangan dan pertumbuhan, dan setiap orang tentunya
mempunyai perbedaan perkembangan dan pertumbuhan. Dalam makalah ini akan
dipaparkan mengenai bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan pada manusia yang akan dibahas pada makalah
dibawah ini.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya, yaitu sebagai berikut:
1.
Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2.
Bagaimana ciri-ciri dari
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia?
3.
Apa saja tahap-tahap perkembangan ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannyanya, yaitu sebagai
berikut:
1.
Dapat mengetahui dan memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2.
Dapat mengetahui dan memahami ciri-ciri dari
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia.
3.
Dapat mengetahui dan memahami tahap-tahap perkembangan
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) merupakan sebuah istilah
yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertianya lebih bersifat
biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu
pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari
organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan (1997),
pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau
diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thontowi (1993),
mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di
pahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran
dan struktur, sepeerti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung,
paru-paru dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat jika dikatakan
pertumbuhan ingatan, pertumbuhan pikiran, pertumbuhan kecerdasan, dan
sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.
Demikian juga tidak tepat kalau dikatakan petumbuhan kemampuan berjalan,
pertumbuhan menulis, pertumbuhan pengindraan dan sebagainya, sebab kesemuanya
merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.[1]
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan
yang progresif dan continue( berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai
lahir sampai mati” (the progressive and continous change in the organism from
birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau
kematanganya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun sikis ( rohaniah)”.
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan
berkesinambungan itu adalah sebagai berikut :[2]
1. Sistematis, berarti perubahan dalam
perkembanagn itu bersifat saling berkegantungan atau saling mempengaruhi antara
bagian-bagian organisme (fisik dan sikis) dan merupakan satu kesatuan yang
harmonis. Contoh prinsip ini, seperti kemampuan berjalan anak seiring dengan
matangnya otot-otot kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan jenis
kelamin lain seiring dengan matangnya organ-organ seksualnya.
2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas) dan secara kuantitatif (fisik)
maupun kualitatif (sikis). Contohnya, seperti terjadinya perubahan proporsi dan
ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar),
dan perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai kepada
yang kompleks (mulai dari mengenal abjad atau huruf hijaiyah sampai kemampuan
membaca buku, majalah,koran, dan al-qur’an).
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada
bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan,
tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Contohnya untuk dapat
berdiri, seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan
duduk dan merangkak.
B.
Ciri-ciri dari Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia
Pertumbuhan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dalam
pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan
proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul
mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi
hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya
kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4. Dalam
pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
Sedangkan perkembangan memiliki ciri-ciri, yaitu
sebagai berikut:
1.
Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan
pada fungsi alat kelamin.
2.
Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari
bagian proksimal ke bagian distal.
3.
Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
4.
Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda.
5.
Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di
mana tahapan perkembangan harus melewati
tahap demi tahap.[3]
C. Tahap-tahap Perkembangan
Manusia
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai
penahapan atau pebabakan tentang perjalanan individu yang diwarnai ciri-ciri
khusus atau pola-pola tak tentu.
Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi ini, para ahli berbeda pendapat.
Pendapat-pendapat itu secara garis besarnya daapat digolongkan menjadi 3, yaitu
berdasarkan analisis biologis, daktis, psikologis.
1. Tahap Perkembangan berdasarkan analisis
biologis
Sekolomok ahli menentukan pembabakan itu
berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Aristoteles menggambarkan perkembangan
individu, sejak anak sampai dewasa itu kedalam tiga tahapan. Setiap tahapan
lamanya 7 tahun , yaitu :
1) Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak
kecil atau masa bermain).
2) Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa
anak, masa sekolah rendah).
3) Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa
remaja/pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
b. Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai
dewasa individu melewati 4 tahapan, yaitu :
1) Tahap I : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun
; fullungs (pengisian) periode I; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
2) Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira
7,0 tahun ; streckungs (rentangan) periode 1, pada periode ini anak kelihatan
langsing (memanjang/meninggi).
3) Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai
kira-kira 13,0 tahun ; fullungs periode 2 ; pada masa ini anak kelihatan pendek
gemuk kembali.
4) Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai
kira-kira 20,0 tahun ; streckungs periode 2 ; pada periode ini anak kembali
kelihatan langsing.
c. Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan
perkemabngan individu, yakni sebagai berikut .
1) Tahap I : fase prenatal (sebelum lahir), mulai
masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
2) Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai
usia 10 atau 14 hari.
3) Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari 2
minggu sampai usia 2 tahun.
4) Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2
tahun sampai masa remaja (puber).
5) Tahap V : Adolesence / puberty, mulai usia 11
atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. a) Pre Adolesence, pada umumnya wanita usia
11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu; b) Early Adolesence, pada
usia 16-17 tahun; c) Late Adolesence, masa perkembangan yang terakhir sampai
masa usia kuliah diperguruan tinggi.
2. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis atau intruksional yang
dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus
diberikan kepada anak didik pada amsa-masa tertentu? (2) Bagaimana caranya
,mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak didik pada masa-masa
tertentu (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang dapat
digolongkan kedalam penahapan berdasarkan didaktis atau instruksional anatara
lain pendapat dari Comenius dan pendapat Rosseau.
a. Comenius. Dipandang dari segi pendidikan,
pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam 4 jenjang, yaitu
a) Sekolah ibu (Scola materna) untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, b) Sekolah
bahasa ibu (Scola vernaculan) untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, c)
Sekolah latin (Scola latina), untuk remaja usia 12,0 sampai 18 tahun, d)
Akademi (academica) untuk pemuda pemudi usia 18,0 sampai 24,0 tahun. pada
setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan)
yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan metode
penyampaian yang sesuai dengan perkembanganya.
b. Rosseau. Penahapan perkembangan menurut
Rosseau adalah sebagai berikut.
1) Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
2) Tahap II: 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan
jasmani dan latihan panca indera.
3) Tahap III : 12,0 sampai 15,0 periode
pendidikan akal.
4) Tahap IV: 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan
watak dan pendidikan agama.
3. Tahap perkembangan berdasarkan Sikologis.
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis
sebagai landasan dalam menganalisis tahap prkembangan, mencari
pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya
dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain
dalam perkembanganya. Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam
perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila
perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa
kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.
Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh
semua orang, karena itu, dapat digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari
masa yang satu ke masa yang lain dalam proses perkembangan. Selama masa
perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan 2 kali, yaitu
(a) pada kira-kira tahun ke tiga atau ke empat, dan (b) pada permulaan masa
pubertas.
Berdasarkan 2 masa kegoncangan tersebut,
perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu
: 1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang
biasa disebut masa kanak-kanak), 2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada
masa kegoncangan kedua yang biasa disebut masa keserasian bersekolah, dan 3)
dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa
kematangan.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran
dan struktur, sepeerti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung,
paru-paru dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat jika dikatakan
pertumbuhan ingatan, pertumbuhan pikiran, pertumbuhan kecerdasan, dan
sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.
Demikian juga tidak tepat kalau dikatakan petumbuhan kemampuan berjalan,
pertumbuhan menulis, pertumbuhan pengindraan dan sebagainya, sebab kesemuanya
merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah. Sedangkan pengertian dari
perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaanya atau kematanganya (maturation) yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun sikis ( rohaniah)”.
Ciri-ciri dari pertumbuhan adalah sebagai berikut: Dalam pertumbuhan akan
terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, dapat terjadi
perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik, hilangnya ciri-ciri
lama yang ada selama masa pertumbuhan, dan terdapat ciri baru yang secara
perlahan mengikuti proses kematangan. Sedangkan ciri-ciri dari perkembangan
adalah sebagai berikut: Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang
diikuti dari perubahan fungsi, memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap,
tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju
kemampuan melakukan hal yang sempurna, setiap individu memiliki kecepatan
pencapaian perkembangan yang berbeda, dan perkembangan dapat menentukan pertumbuhan
tahap selanjutnya.
Tahap-tahap dalam perkembangan berbeda beda menurut para ahli, akan tetapi
dari kesimpulan dari pemaparan di atas perkembangan manusia dimulai dari masa
prenatal, bayi, anak-anak, kanak-kanak, remaja dan dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Narendra, Moersintowarti B. 2002. Buku Ajar I: Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja. Jakarta: Sagung Seto.
Yusuf, Syamsu LN. 2000. Psikologi
Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.
[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2000), hlm 15.
[3] Moersintowarti B Narendra, Buku Ajar I: Tumbuh Kembang Anak dan Remaja,
(Jakarta: Sagung Seto, 2002), hlm. 31.
[4] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak
& Remaja (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2000), hlm 20-23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar