STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi
Tugas Mata
Kuliah: Strategi Pembelajaran PAI
Kelas PAI-D Semester IV
Dosen Pengampu:
Ulfah Rahmawati, M. Pd. I
Disusun Oleh
Kelompok 1:
1.
Najah
Ayu Aliyah NIM: 1410110127
2.
Sayid
Abdullah NIM: 1410110135
3.
Luluk
Nur Rohmah NIM: 1410110143
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan khususnya
Pendidikan Agama Islam senantiasa terus dikembangkan melalui pengkajian
berbagai komponen pendidikan. Dalam hal ini, proses pembelajaran dari seorang
guru sebagai pengajar harus pandai-pandai dalam mengambil langkah agar proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tercapai tujuan pendidikan.
Diantaranya adalah dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Pada
praktiknya tidak ada strategi pembelajaran yang baku yang bisa diterapkan di
semua tempat dan semua situasi. Hal itu juga sama dalam menentukan strategi
pembelajaran PAI yang diharapkan dapat dilakukan oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran PAI juga harus mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran agama
Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran agama Islam yang saling
terkait antara yang satu dengan yang lainnya.
Perkembangan pembelajaran PAI pada saat ini perlu dilaksanakannya strategi
pembelajaran PAI yang merupakan faktor terpenting keberhasilan suatu kegiatan
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan saat ini. Komponen-komponen pendidikan dan pengajaran diatur
sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan
pengajaran dan pendidikan. Strategi pembelajaran juga memberikan alternatif
terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Semua sumber
belajar, baik manusia maupun sarana dan prasarana dirancang dan direncanakan
untuk membantu proses belajar para siswa. Strategi pembelajaran PAI juga
memiliki ruang lingkup yang merupakan batasan atau cakupan kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran PAI di sekolah.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hal mengenai pengertian strategi pembelajaran PAI dan ruang lingkup dari strategi
pembelajaran PAI. Sehingga, pemakalah
dan pembaca dapat memahami dan mengambil pelajaran dari rangkuman mengenai pengertian strategi pembelajaran PAI dan ruang lingkup dari strategi
pembelajaran PAI.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut:
1.
Apa Pengertian
dari Strategi Pembelajaran PAI?
2.
Apa
saja komponen-komponen dalam Srtategi Pembelajaran PAI?
3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannya, sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui dan memahami pengertian dari strategi pembelajaran PAI.
2.
Dapat
mengetahui dan memahami apa saja komponen-komponen dalam strategi pembelajaran.
3.
Dapat
mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pembelajaran PAI
1. Makna Strategi
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan
“kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan
gabungan kata stratos (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai
kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Istilah strategi pertama kali hanya
di kenal dikalangan militer, khususnya strategi perang. Dalam sebuah peperangan
atau pertempuran, terdapat seseorang (komandan) yang mengatur strategi untuk
memenangkan peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan (selain kekuatan pasukan
perang), semakin besar kemungkinan untuk menang. Biasanya, sebuah strategi
disusun dengan mempertimbangkan medan perang, kekuatan pasukan, pelengkapan
perang dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu, istilah strategi
di dunia militer tersebut diadopsi ke dalam dunia pendidikan. Dalam konteks
pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan
dengan baik. Dengan kata lain, strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai
sebagai perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan. Strategi pendidikan mengarah kepada hal yang lebih
spesifik, yakni khusus pada pembelajaran. Konsekuensinya, strategi dalam
konteks pendidikan dimaknai secara berbeda dengan strategi dalam konteks pembelajaran.[1]
2. Makna Pembelajaran
Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai
strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pembelajaran,
diantarannya:
a.
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. (UU SPN No. 20 tahun 2003).
b.
Pembelajaran
adalah rangkaian peristiwa yang mempengaruhi pembelajaran sehingga proses
belajar dapat berlangsung dengan mudah.
c.
Pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Mohammad Surya).
Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang
mengkondisikan seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan
pokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah
laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bgaimana orang melakukan tindakan
penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar.
3.
Makna Strategi Pembelajaran
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut
strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah
terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan pesrta
didik.
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu
sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai tujaun umum pembelajaran. Berikut pendapat beberapa ahli berkaitan dengan
pengertian strategi pembelajaran.
a.
Kozma
dan Sanjaya (2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
b.
Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru serta peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
c.
Wina
Sanjaya (2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran. [2]
Dengan demikian, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu yang menjelaskan tentang komponen-komponen umum dari
suatu rangkaian bahan pembelajaran pendidikan agama Islam dan prosedur-prosedur
yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
B. Istilah Terkait dalam Strategi Pembelajaran
Dikenal beberapa istilah di dalam
pembelajaran yang memiliki kemiripan makna, sehingga orang sering kali merasa
bingung untuk membedakannya. Istilah tersebut ialah: 1) pendekatan
pembelajaran; 2) strategi pembelajaran; 3) metode pembelajaran; 4) teknik
pembelajaran; dan 5) model pembelajaran. Berikut ini ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut dengan harapan dapat memberikan kejelasan
makna tentang penggunaan istilah tersebut.
1. Model Pembelajaran
Secara umum istilah “model” diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda
tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan model dari
bumi tempat kita hidup. Dalam istilah selanjutnya, istilah model digunakan
untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual. Atas
pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan “model belajar mengajar” adalah
kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan dalam
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pengajaran, serta para guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar benar-benar kegiatan bertujuan yang
tersusun secara sistematis.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menetukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain (Joyce,
1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap pembelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikan rupa sehingga tujan
pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran mempunyai empat cirri
khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur (Kardi dan Nur,
2000). Ciri-ciri tersebut ialah:
a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
c. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil;
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.[3]
2. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa
Inggris “approach” yang memiliki beberapa arti, di antaranya diartikan dengan
“pendekatan”. Dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat di
artikan a way of beginning something
(cara memulai sesuai). Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan
sebagai “cara memulai pelajaran”.
Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai
kerangka umum tentang scenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa
dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Philip R. Wallace
(1992: 13) pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pendekatan konservatif dan pendekatan liberal.pendekatan konserfatif memandang
bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan
materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa,
sedangkan siswa lebuh banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal
adalah pendekatan pembelajaran yang member kesempatan luas kepada siswa untuk
mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.[4]
3. Metode Pembelajaran
Metode menurut J.R. David dalam Teaching
Strategis for College Class Room (1976) ialah “a way in achieving
something” (cara untuk mencapai sesuatu). Untuk melaksanakan suatu strategi,
digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian
maka metode pengajaran menjadi salah satu unsure dalam strategi pembelajaran.
Unsure seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan,
materi pengajaran, organisasi, waktu tersedia, kondisi kelas, dan lingkungan
merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi pembelajaran. Dalam bahasa Arab,
metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan-cara).
Metode digunakan oleh guru untuk
mengkreasikan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan
siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode
digunakan melalui salah satu strategi, tetapi tidak juga tertutup kemungkinan
beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya metode dapat
divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan
dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat metode pembelajran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1)
ceramah; 2) demonstrasi; 3) diskusi; 4) simulasi; 5) laboratorium; 6)
pengalaman lapangan; 7) debat; dan sebagainya.[5]
4. Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkanke dalam
teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajran dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya yang tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik, meskipun dalam koridor metode yang sama.
5. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh,
maka terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran. Jadi, model pembelajran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran.[6]
C.
Komponen
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan.sebagai sebuah sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain
tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan
itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga
antarsesama komponen terjadi kerjasama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya
memperhatikan komponen komponen tertentu misalnya metode, bahan, dan evaluasi
saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
1.
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru
merupakan faktor yang terpenting. Ditangan gurulah sebenarnya letak
keberhasilan pembelajaran. Komponenguru tidak dapat dimanipulasi atau
direkayasa oleh komponen lain, tapi guru mampu memanipulasi atau merekayasa
komponen lain menjadi bervariasi. Komponen lain tidak dapat mengubah guru
menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah untuk membentuk
lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari
proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu
hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan dan pembelajaranya harus berdasar
pada kurikulum yang berlaku.
2.
Peserta didik
Merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata guna mencapai tujuan belajar
3.
Tujuan
Merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi,
materi, media, dan evaluasi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran,
penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh
seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai
dalam kegiatan pembelajaran.
4.
Bahan pelajaran
Merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang merupakan
materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan
dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat.menurut
suharsimi bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapatdalam kegiatan
pembelajaran.
5.
Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam
menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.
6.
Metode
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang berlangsung.
7.
Alat
Alat yang digunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran alat memiliki fungsisebagai pelengkap.
8.
Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sumber
belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya.
9.
Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum.
10.
Situasi atau lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi
pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik.
Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi
jalannya pembelajaran, karena semuannya merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap strategi pembelajaran.[7]
D. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi
pembelajaran, yakni tahapan permulaan (prainstruktural), tahapan pengajaran
(instruksional), tahapan penilaian dan tahapan tindak lanjut. Ketiga tahapan
ini harus ditempuh pada setiap melaksakan pengajaran. Jika satu tahapan
tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat
dikatakan telah terjadi proses pembelajaran.
1. Tahapan prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat
memulai proses belajar mengajar.
2. Tahapan instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni
tahapan yang memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru selanjutnya.
3. Tahapan evaluasi dan tindak lanjut adalah tahapan yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).[8]
E.
Jenis
strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut:
1. Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan
strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering
digunakan. Pada strategi ini termasuk didalamnya metode-metode ceramah, praktek
dan latihan serta demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung efektif
digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah
demi langkah.
2. Strategi Pembelajaran tidak langsung
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan
bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan,
penggambaran yang berdasarkan data. Dala pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih
dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal. Guru
merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan
mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, dan sumber-sumber manusia.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif merujuk
kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan
Fellenz mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari
alternative dalam berpikir.
4. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman
Strategi belajar melalui pengalaman
menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada
aktivitas, penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada
proses belajar dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini
baik didalam kelas maupun diluar kelas.
5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta
didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman
atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang
mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan kekurangnnya adalah peserta belum
dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Strategi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang menjelaskan tentang
komponen-komponen umum dari suatu rangkaian bahan pembelajaran pendidikan agama
Islam dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan
tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Sebagai sebuah sistem, pembelajaran memerlukan suatu strategi agar
tujuan itu tercapai, strategi memiliki komponen-komponen yang saling terkait
sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama, berikut adalah
komponen-komponennya; guru, peserta
didik, tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber
belajar, evaluasi, dan situasi atau lingkungan. komponen-komponen strategi
pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya pembelajaran, karena semuannya
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran.
Strategi
pembelajaran secara umum terbagi jadi tiga pokok, yakni tahapan permulaan, tahapan pengajaran, tahapan penilaian dan tahapan tindak
lanjut. Tahapan prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada
saat memulai proses belajar mengajar. Tahapan instruksional adalah tahap
pengajaran atau tahapan yang memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru
selanjutnya. Tahapan evaluasi dan tindak lanjut adalah tahapan yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap melaksakan pengajaran, jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat
dikatakan telah terjadi proses pembelajaran.
B.
Saran
Dari beberapa Uraian diatas jelas banyak kesalahan serta kekeliruan, baik disengaja
maupun tidak. Oleh karna itu, kami harapkan kritik dan sarannya untuk
memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya
salah dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Hamruni.
2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta:
Insan Madani.
Majid, Abdul.
2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar